VINA IDAMATUSILMI

  “Oma, terima kasih sudah menjaga Nia hari ini.” “Dia terlihat murung hari ini, kau bisa mengajaknya pergi ke luar sebentar.” “Baik Oma, Aku akan mengajaknya ke atas sebentar.” --- Tatapannya terus menuju Gardenia yang sedang duduk di kursi roda, namun Gardenia tidak membalas tatapannya sama sekali, dia terus memandang ke depan dengan tatapan kosong. Dia terus membayangkan Nia yang dulu, setiap di tempat ini ia akan terus menceritakan tentang kebiasannya di perkuliahan sembari duduk di bangku yang sengaja dia siapkan di atas. Dia terus memandang Gardenia dengan penuh harap agar Gardenia memberikan reaksi, entah itu sedikit tersenyum atau berkedip dengan mata indahnya. Dia terus menunggunya, hingga keheningan membatasi ruang mereka. Akhirnya dia mulai menceritakan alasannya mengajaknya ke atap rumahnya dia bercerita dengan pelan dan mengalihkan pandangannya ke arah jalanan yang ada di bawah. “Kamu tau Gardenia, namamu cantik. Bagaimana orang tuamu bisa memberi nama gadis

  Sebelumnya a da saran lagu bagus sambil baca ini, bisa dengerin lagunya Sezairi – It’s You, Vina bisa nulis ini soalnya sambil dengerin lagu itu. Mau Vina drop di sini buat backsong tapi takutnya pas kalian baca nyedot banyak kuota kalian. Tapi kalau dibaca langsung tanpa lagu juga nggak papa. Oh iya, part 1 dari cerita ini sebenernya story telling, beberapa ada dari cerita teman – teman beberapa ada cerita dari Vina sendiri, tetapi semua Vina plesetin, enggak asli begitu ceritanya. Kalau part 2nya bener – bener bukan nyeritain siapa – siapa. Terimakasih sudah membaca reek, tolong dimaafkan kalau banyak typo, semoga sehat selalu :* “He is rare, so is she.” Kita tidak ada apa – apa, tetapi kita cukup dekat. Beberapaa kali Aku keluar diajak pergi olehnya. Tidak banyak yang kita bicarakan, yang ada hanya tetawa selama bertemu, itu juga tertawa karena sesuatu yang tidak lucu.   Seminggu lagi rencananya Aku mau pulang, dia juga akan pulang setelah beres – beres kostnya. Minggu la

“Aku tidak suka menulis, tapi Aku akan melakukannya untukmu.” Tidak tau itu tulisan siapa, tetapi itu terselip di tumpukan kertas apresiasi yang Aku dapat. Aku juga tidak suka menulis, tapi Aku tetap menulisnya seperti manusia normal yang terkesan dengan tulisan sendiri sampai berhari – hari dudukpun tidak masalah. Siklusnya sesederhana ini, tidur, makan, membaca sebaris atau dua baris kata, menyiapkan kopi dan kembali menulis omong kosong melalui laptop di meja belajarku yang selalu berantakan. Sesekali Aku tidak bisa menuliskan apa yang ada di otakku, Aku akan mengambil pena yang ada di lubang – lubang isolasi yang sengaja menjadi tempat alat lukisku. Sesekali ketika sedih, Aku akan menggambar perempuan dengan mata berkaca – kaca, ketika Aku senang meluap – luap, akan menggambar idolaku atau entah siapa yang ingin Aku gambar. Sialnya Aku selalu merasa sedih tanpa alasan sampai kehilangan mood untuk menggambar. Tetapi kebiasaan menggambarku juga berdampak buruk, setelah seminggu m

  PART 2  Hasil dari pemerikasaanku bulan lalu , Aku sudah mulai membaik dari penyakit yang luar biasa ini.Sehingga Aku boleh melakukan hal – hal seperti orang normal biasanya.Akhir tahun ini juga akan ada acara besar di keluaragku, ya.. itu pernikahanku dengan Emma.Aku harap permulaan hidupku yang lebih indah dari sebelumnya. Harapan dan doaku semakin menggunung , pikiran – pikiran kabutku di masa depan mulai memenuhi ruangan dalam kepalaku.Tetapi teruntuk sementara Aku mencoba menutupi kekalutan ini dengan senyum yang belum pernah aku tampakkan sebelumnya.Emma bukan satu – satunya yang membuatku semangat hidup , tetapi melihat mereka berdua yang terus mendukungku dari aku masih belum ada hingga saat ini, hingga sedewasa ini bahkan setua ini , membuatku ingin terus berjuang di masa yang akan datang. --- Pada tahun pertama pernikahan kami , kesibukan kami masih sama. Tentang pekerjaan yang tidak pernah ada habisnya.Namun , kali ini suasanya sudah berbeda dari sebelumnya , Jika se